PEMBAHASAN
2.1 Konsep Komunikasi
1. Komunikasi umum
Komunikasi adalah pertukaran
informasi, pikiran, ide dan perasaan diantara dua individu atau lebih.
Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi merupakan proses
kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Komunikasi terjadi pada tiga tingkatan
yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Komunikasi interpersonal adalah
interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil,
terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan
penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan dan pertumbuhan
personal. Ada dua cara dalam berkomunikasi yaitu:
a. Komunikasi verbal
Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata yang diungkapkan atau
ditulis. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi verbal adalah:
1) Kesederhanaan kalimat yang
digunakan.
2) Kejelasan kalimat.
3) Tepat waktu dan relevan.
b. Komunikasi nonverbal
Komunikasi
nonverbal sering diartikan sebagai bahasa tubuh yang menyangkut ekspresi wajah,
gerakan tubuh dan sikap tubuh. Komunikasi nonverbal lebih banyak menunjukan apa
yang dirasakan daripada apa yang diungkapkan. Hal yang harus diperhatikan dalam
komunikasi nonverbal adalah:
1) Sikap tubuh dan cara berjalan.
2) Ekspresi wajah.
3) Gerakan tangan
2.
Komunikasi
terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang direncanakan secara sadar, berujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan pasien (Purwanto, 1994). Sedangkan menurut Stuart &
Sundeen (1995) komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang
terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan
pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain. Komunikasi terapeutik juga
dapat dipersepsikan sebagai proses interksi antara klien dan perawat yang
membantu klien mengatasi stres sementara untuk hidup harmonis dengan orang
lain, menyesuaikan dengan sesuatu yang tidak dapat diubah dan mengatasi
hambatan psikologis yang menghalangi realisasi diri. (Kozier et.al, 2000).
2.2 Prinsip Komunikasi
Tujuan komunikasi terapeutik akan
tercapai apabila perawat dalam helping relationship memiliki
prinsip-prinsip atau karakteristik dalam menerapkan komunikasi terapeutik yang
meliputi:
1. Perawat harus mengenal dirinya
sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya sendiri serta nilai yang
dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan
sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai.
3. Perawat harus memahami dan
menghayati nilai yang dianut pasien.
4. Perawat harus menyadari pentingnya
kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
5. Perawat harus menciptakan suasana
yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk merubah dirinya baik sikap
maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi.
6. Perawat harus mampu menguasai
perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan
gembira, sedih, marah keberhasilan maupun frustasi.
7. Mampu menentukan batas waktu yang
sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
8. Memahami betul arti empati sebagai
tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati bukan tindakan yang terapeutik.
9. Kejujuran dan komunikasi terbuka
merupakan dasar dari hubungan terapeutik.
10. Mampu berperan sebagai role
model agar dapat menunjukan dan meyakinkan orang lain tentang
kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat
fisik, mental, spiritual dan gaya hidup.
11. Disarankan untuk mengekspresikan
perasaan yang dianggap mengganggu.
12. Alturisme, mendapatkan kepuasan dengan menolong
orang lain secara manusiawi.
13. Berpegang pada etika dengan cara
berusaha sedapat mungkin keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia.
14. Bertanggung jawab dalam dua dimensi
yaitu tanggung jawab terhadap dirinya atas tindakan yang dilakukan dan tanggung
jawab terhadap orang lain.
Dengan prinsip-prinsip tersebut diatas, diharapkan perawat
akan mampu menggunakan dirinya sendiri secara terpeutik (therapeutic
use of self).Selanjutnya upaya perawat untuk meningkatkan kemampuan yang
berhubungan dengan pengetahuan tentang dinamika komunikasi, penghayatan
terhadap kelebihan dan kekurangan diri dan kepekaan terhadap kebutuhan orang
lain sangat diperlukan dalam therapeutic use of self. Menggunakan
diri secara terapeutik memerlukan integrasi dari ketiga kemampuan tersebut.
2.3 Teknik Komunikasi
Teknik
komunikasi terdiri dari:
1.
Mendengarkan
(Listening)
Merupakan
dasar dalam komunikasi yang akan mengetahui perasaan klien. Teknik mendengarkan
dengan cara memberi kesempatan klien untuk bicara banyak dan perawat sebagai
pendengar aktif.
2.
Pertanyaan
terbuka (Broad Opening)
Memberikan
inisiatif pada klien, mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan
dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeutik apabila klien menunjukan
penerimaan dan nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeutik apabila
perawat mendominasi interaksi dan menolak respon klien.
3.
Mengulang
(Restating)
Teknik
yang dilaksanakan dengan cara mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien,
yang berguna untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat untuk
mengikuti pembicaraan.
4.
Penerimaan
(Acceptance)
Penerimaan
adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukan
ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan berarti persetujuan.
Menunjukan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa menunjukan keraguan
atau ketidak setujuan.
5.
Klarifikasi
Teknik
yang digunakan apabila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien
malu mengemukakan informasi dan perawat mencoba memahami situasi yang
digambarkan klien.
6.
Refleksi
Refleksi
ini dapat berupa refleksi isi dengan cara memvalidasikan apa yang didengar,
refleksi perasaan dengan cara memberi respon pada perasaan klien terhadap isi
pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima perasaanya.
7.
Asertif
Asertif
adalah kemampuan dengan cara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan
perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain. Tahap-tahap menjadi lebih
asertif antara lain menggunakan kata “tidak” sesuai dengan kebutuhan,
mengkomunikasikan maksud dengan jelas, mengembangkan kemampuan mendengar, pengungkapan
komunikasi disertai dengan bahasa tubuh yang tepat, meningkatkan kepercayaan
diri dan gambaran diri dan menerima kritik dengan ramah.
8.
Memfokuskan
Memilih
topik yang penting atau yang telah dipilih dengan menjaga pembicaraan tetap
menuju tujuan yang lebih spesifik, lebih jelas dan berfokus pada realitas.
9.
Membagi
persepsi
Merupakan
teknik komunikasi dengan cara meminta pendapat klien tentang hal-hal yang
dirasakan dan dipikirkan.
10. Identifikasi tema
Merupakan
teknik komunikasi dengan cara mencari latar belakang masalah klien yang muncul
dan berguna untuk meningkatkan pengertian dan eksplorasi masalah yang penting.
11. Diam
Dilakukan
dengan tujuan untuk mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukan
bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon. Diam tidak dilakukan dalam waktu
yang lama. Diam juga dapat diartikan sebagai mengerti atau marah.
12. Informing
Menyediakan
tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih
lanjut. Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan
memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan dan memfasilitasi
klien untuk mengambil keputusan.
13. Humor
Humor
sebagai hal yang penting dalam komunikasi verbal dikarenakan tertawa mengurangi
stres, ketegangan dan rasa sakit akibat stres, serta meningkatkan keberhasilan
asuhan keperawatan.
14. Saran
Teknik
yang bertujuan memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah. Teknik ini tidak
tepat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal
hubungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar