Rabu, 13 Juni 2012

Prinsip dan Teknik Komunikasi



PEMBAHASAN
2.1    Konsep Komunikasi
1.      Komunikasi umum
Komunikasi adalah pertukaran informasi, pikiran, ide dan perasaan diantara dua individu atau lebih. Menurut  Potter dan Perry (1993), komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan dan pertumbuhan personal. Ada dua cara dalam berkomunikasi yaitu:
a.       Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata yang diungkapkan atau ditulis. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi verbal adalah:
1)      Kesederhanaan kalimat yang digunakan.
2)      Kejelasan kalimat.
3)      Tepat waktu dan relevan.
b.       Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal sering diartikan sebagai bahasa tubuh yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh dan sikap tubuh. Komunikasi nonverbal lebih banyak menunjukan apa yang dirasakan daripada apa yang diungkapkan. Hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi nonverbal adalah:
1)      Sikap tubuh dan cara berjalan.
2)      Ekspresi wajah. 
3)      Gerakan tangan

2.       Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, berujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto, 1994). Sedangkan menurut Stuart & Sundeen (1995) komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain. Komunikasi terapeutik juga dapat dipersepsikan sebagai proses interksi antara klien dan perawat yang membantu klien mengatasi stres sementara untuk hidup harmonis dengan orang lain, menyesuaikan dengan sesuatu yang tidak dapat diubah dan mengatasi hambatan psikologis yang menghalangi realisasi diri. (Kozier et.al, 2000).

2.2   Prinsip Komunikasi
Tujuan komunikasi terapeutik akan tercapai apabila perawat dalam helping relationship memiliki prinsip-prinsip atau karakteristik dalam menerapkan komunikasi terapeutik yang meliputi:
1.      Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
2.      Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai.
3.      Perawat harus memahami dan menghayati nilai yang dianut pasien.
4.      Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
5.      Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk merubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
6.      Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah keberhasilan maupun frustasi.
7.      Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
8.      Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati bukan tindakan yang terapeutik.
9.      Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik.
10.  Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukan dan meyakinkan orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat fisik, mental, spiritual dan gaya hidup.
11.  Disarankan untuk mengekspresikan perasaan yang dianggap mengganggu.
12.  Alturisme, mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi.
13.  Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia.
14.  Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap dirinya atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain.

Dengan prinsip-prinsip tersebut diatas, diharapkan perawat akan mampu menggunakan dirinya sendiri secara terpeutik (therapeutic use of self).Selanjutnya upaya perawat untuk meningkatkan kemampuan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang dinamika komunikasi, penghayatan terhadap kelebihan dan kekurangan diri dan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain sangat diperlukan dalam therapeutic use of self. Menggunakan diri secara terapeutik memerlukan integrasi dari ketiga kemampuan tersebut.

2.3   Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi terdiri dari:
1.      Mendengarkan (Listening)
Merupakan dasar dalam komunikasi yang akan mengetahui perasaan klien. Teknik mendengarkan dengan cara memberi kesempatan klien untuk bicara banyak dan perawat sebagai pendengar aktif.
2.      Pertanyaan terbuka (Broad Opening)
Memberikan inisiatif pada klien, mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeutik apabila klien menunjukan penerimaan dan nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeutik apabila perawat mendominasi interaksi dan menolak respon klien.

3.      Mengulang (Restating)
Teknik yang dilaksanakan dengan cara mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien, yang berguna untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat untuk mengikuti pembicaraan.
4.      Penerimaan (Acceptance)
Penerimaan adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukan ketertarikan dan tidak menilai. Penerimaan bukan berarti persetujuan. Menunjukan penerimaan berarti kesediaan mendengar tanpa menunjukan keraguan atau ketidak setujuan.
5.      Klarifikasi
Teknik yang digunakan apabila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien malu mengemukakan informasi dan perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan klien.
6.      Refleksi
Refleksi ini dapat berupa refleksi isi dengan cara memvalidasikan apa yang didengar, refleksi perasaan dengan cara memberi respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima perasaanya.
7.      Asertif
Asertif adalah kemampuan dengan cara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain. Tahap-tahap menjadi lebih asertif antara lain menggunakan kata “tidak” sesuai dengan kebutuhan, mengkomunikasikan maksud dengan jelas, mengembangkan kemampuan mendengar, pengungkapan komunikasi disertai dengan bahasa tubuh yang tepat, meningkatkan kepercayaan diri dan gambaran diri dan menerima kritik dengan ramah.
8.      Memfokuskan
Memilih topik yang penting atau yang telah dipilih dengan menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yang lebih spesifik, lebih jelas dan berfokus pada realitas.
9.      Membagi persepsi
Merupakan teknik komunikasi dengan cara meminta pendapat klien tentang hal-hal yang dirasakan dan dipikirkan.
10.  Identifikasi tema
Merupakan teknik komunikasi dengan cara mencari latar belakang masalah klien yang muncul dan berguna untuk meningkatkan pengertian dan eksplorasi masalah yang penting.
11.  Diam
Dilakukan dengan tujuan untuk mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukan bahwa perawat bersedia untuk menunggu respon. Diam tidak dilakukan dalam waktu yang lama. Diam juga dapat diartikan sebagai mengerti atau marah.
12.  Informing
Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut.  Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan dan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan.
13.  Humor
Humor sebagai hal yang penting dalam komunikasi verbal dikarenakan tertawa mengurangi stres, ketegangan dan rasa sakit akibat stres, serta meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan.
14.  Saran
Teknik yang bertujuan memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah. Teknik ini tidak tepat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar