Kamis, 14 Juni 2012

DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH


PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Diet Jantung dan Pembuluh Darah

Penyakit jantung sebagai mana telah dijelaskan sebelumnya adalah penyakit dimana jantung secara berangsur – angsur kehilangan kemampuan untuk melakukan fungsinya secara normal sehingga menghambat proses transportasi jantung yang kemudian akibatnya sangat fatal bagi manusia seperti, menyebabkan sesak nafas, rasa lelah serta sakit pada jantung.
Dalam keadaan ini untuk meminimalisir keadaan yang memberatkan pada jantung maka ada dua alternatif penanganan yaitu:

   a)    Modifikasi diet
   b)    Obat – obatan.

Terfokus pada modifikasi diet, pada penderita penyakit jantung dapat
dilakukan diet jantung. Diet jantung terdiri atas dua kata yaitu diet dan jantung yang dapat didefinisikan sebagai berikut:

·  Diet, aturan makan khusus untuk sehat dan sebagainya (atas petunjuk ahli) berpantang atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk kesehatan, mengatur kuantitas dan jenis makanan untuk mengatur berat badan atau penyakit.
·  Jantung, bagian tubuh yang menjadi pusat transportasi darah yang terletak di dalam rongga dada sebelah atas.

Sehingga secara umum diet jantung (diet pada penderita penyakit jantung) adalah pengaturan pola makan khusus terhadap penderita penyakit jantung baik kuantitas maupun jenis makanan.
Dislipidemia merupakan keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL-kolesterol dan/atau trigliserida dalam darah yang disertai penurunan kadar HLD-kolesterol. LDL sering disebut kolesterol jahat karena membawa kolesterol dari hati dan melepaskannya ke dinding pembuluh darah, akibatnya bisa terjadi penumpukan/plak di dinding pembuluh darah yang bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Sedangkan LDL disebut kolesterol baik karena mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke dalam hati. Trigliserida merupakan jenis lemak lainnya yang terdapat dalam makanan. Kenaikan secara bersama-sama kadar kolesterol (hiperkolesterol) maupun trigliserida (hipertrigliserida) disebut dislipidemia.

2.2  Tujuan diet jantung dan pembuluh darah

Tujan diet secara umum antara lain sebagai berikut:
  - Menurunkan berat badan
  - Mengubah jenis dan asupan lemak makanan
  - Menurunkan konsumsi kolesterol, sedangkan:

Tujuan diet jantung (diet pada penderita penyakit jantung) adalah
  - Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan jantung
  - Menurunkan berat badan penderita bila si penderita mengalami obesitas
  - Mencegah dan menghilangkan penimbunan garam dan air
  - Menurunkan kadar kolesterol dibawah 130 mg/dl dan kadar kolesterol
  total sebesar 200 mg/dl.

 Tujuan Diet Dislipidemia:
  1.    Menurunkan BB bila lelebihan BB
  2.    Mengubah Jenis dan asupan lemak makanan 
  3.    Menurunkan asupan kolesterol makanan
  4.    Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana
               Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyusun diet penderita penyakit jantung menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia adalah sebagai berikut:

  1.    Energi sesuai dengan kebutuhan
Untuk kelainan jantung bawaan dibutuhkan 175 -180 kkal/kgBB/hr. Bila masukan kalori kurang dari 120 kkal/kgBB sehari akan terjadi defisiensi vitamin D, asam folat, vitamin
B12, zat tembaga dan seng. 
2  .    Protein 3-4 gr/kgBB yang diperlukan untuk pembentukan otot jantung. Pada gagal jantung, protein yang dianjurkan 1-2 gr/kgBB sehingga dapat meringankan beban ginjal.
3  .    Lemak sedang; Formula dengan persentase lemak tidak jenuh ganda (polyunsaturated fat) atau zat besi dapat meningkatkan kebutuhan akan vitamin E; vitamin E hendaknya diberikan diantara waktu makan bila diperlukan.
4  .    Vitamin dan mineral cukup; natrium dan cairan dikurangi bila ada sembab atau hipertensi. Formula yang dianjurkan adalah yang kadar natriumnya 7-8 meq sehari dan susu dengan protein dengan susunan whei/kasein: 60/40
5  .     Makanan yang mudah diserap, cukup mengandung serat sehingga memudahkan buang air besar; bila perlu diberikan lewat pipa gastrik.
  6.     Rupa makanan menarik, rasa diperhatikan dan cara menyajikan menarik dan suasana makan menyenangkan.


2.3. Pelaksanaan diet jantung

Dalam keadaan menderita penyakit jantung dimana keadaan jantung mengalami kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsinya, pada awal penyakit jantung masih mampu mengkompensasi ketidak efisienan fungsinya, namun dalam keadaan tidak terkonpensasi maka fungsi jantung akan melemah, yang akibatnya berkurang pula aliran darah dan berakibat juga terhadap ginjal, hati, otak, serta tekanan darah sehingga selain obat – obatan, diet jantung mutlak diperlukan.
Dalam permulaan pelaksanaan diet jantung ada beberapa pelaksanaan serta syarat yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Gizi Seimbang

Diet terapeutik apapun harus memadai dalam keseimbangan zat-zat gizi/diet seimbang sesuai dengan nilai kecukupan yang dianjurkan. Pada pelaksanaannya harus terdiri dari bermacam-macam makanan dari semua kelompok makanan dengan mengacu pada slogan "4 sehat 5 sempurna".

1.     Lemak Total

Lemak total pada Diet sebaiknya < 30% kalori total. Pengurangan lemak total mempermudah pengurangan lemak jenuh dan mungkin membantu penurunan berat badan pada pasien dengan obesitas. Asupan lemak total saat ini di Amerika Serikat rata-rata adalah 36-37% dari seluruh kalori, sedangkan di Indonesia rata- rata hanya 18% dari seluruh kalori. Pada ekonomi golongan menengah dan atas di Indonesia asupan lemak kira-kira 35 % dari total kalori. Oleh karena itu, asupan lemak harus dikurangi sekitar seperlimanya untuk mencapai sasaran tersebut di atas.

 3. Lemak Jenuh
Lemak jenuh terdiri dari 3 asam lemak utama yang dapat meningkatkan kolesterol, yang mempunyai panjang rantai karbon 12 (asam laurat), 14 (asam miristat) dan 16 (asam palmitat). Makanan yang kaya ketiga asam lemak jenuh ini adalah target utama yang harus dikurangi. Efek dominan lemak jenuh adalah meningkatkan kadar kolesterol. Untuk Indonesia, termasuk di antaranya adalah lemak mentega (terdapat pada mentega, susu, krim, es krim dan keju) dan lemak sapi, babi, kambing dan unggas. Sisanya adalah dari produk nabati. Hidrogenasi (penambahan atom hidrogen) adalah suatu proses mengubah minyak nabati menjadi lemak yang lebih padat, mengubah asam lemak tak jenuh menjadi asam lemak trans. Pasien dengan kadar kolesterol yang tinggi sebaiknya membatasi asupan makanan yang tinggi asam lemak trans, misalnya shortening yang dihidrogenasi, beberapa jenis margarin, dan makanan yang mengandung lemak ini. Namun demikian, margarin lunak atau cair umumnya mempunyai kandungan asam lemak trans yang lebih rendah dibanding jenis yang padat, bahkan margarin mempunyai potensi yang lebih rendah untuk meningkatkan kolesterol dibanding mentega. Margarin lunak masih menjadi pilihan yang lebih baik untuk olesan dan memasak dibanding mentega. Konsumsi santan yang kental juga harus dihindari

4. Lemak Tidak Jenuh Rantai Tunggal

Pada kedua tahap diet terapeutik, lemak tak jenuh rantai tunggal, terutama asam oleat, dapat mencapai 15% kalori total. Asam oleat adalah asam lemak utama yang terdapat pada kacang tanah, minyak zaitun, minyak canofa. Selama bertahun-tahun, asam oleat dianggap netral terhadap kolesterol total, tidak meningkatkan maupun menurunkan kadar kolesterol. Narnun demikian bukti terbaru menunjukkan bahwa asam oleat dapat menyebabkan penurunan kadar kolesterol hampir sebesar asam linoleat yang tidak jenuh dan berantai ganda jika salah satunya menggantikan lemak jenuh dalam diet.

5. Lemak Tidak Jenuh Rantai Ganda

Ada dua kelompok utama lemak tak jenuh rantai ganda, yang biasa disebut asam lemak omega-6 dan omega-3. Asam lemak omega-6 utama adalah asam linoleat. Substitusi lemak jenuh tinggi dengan makanan kaya asam linoleat menghasilkan penurunan kadar kolesterol. Beberapa minyak nabati kaya akan asam linoleat, misalnya minyak kedelai, minyak jagung, minyak safflower dan biji bunga matahari. Minyak ini, sebagaimana yang tinggi asam lemak tak jenuh tunggal, mempunyai densitas kalori yang tinggi sehingga dapat menaikkan asupan kalori dan menaikkan berat badan. lkan dan kerang adalah sumber utama asam lemak omega-3. Asam lemak utama pada kelompok ini adalah asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA). Keduanya mempunyai efek yang kecil terhadap kadar kolesterol pada pasien dengan kadar trigliserida normal. Beberapa data epidemiologis menunjukkan bahwa konsumsi ikan jenis apa pun, yang mengandung asam lemak omega-3, berhubungan dengan penurunan resiko, belum jelas apakah hubungan nyata ini disebabkan oleh lemak ikan itu sendiri atau faktor lain. Karena mengandung lemak jenuh yang rendah, ikan baik sebagai sumber protein dalam diet

6. Kolesterol

Konsumsi kolesterol yang tinggi menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis pada sejumlah besar hewan penelitian, termasuk primata bukan manusia. Meskipun asupan tinggi kolesterol pada manusia tidak selalu menyebabkan peningkatan secara nyata kadar kolesterol serum seperti pada kelinci dan beberapa primata, studi epidemiologis menunjukkan bahwa peningkatan asupan kolesterol meningkatkan rata-rata kadar kolesterol serum pada suatu populasi.

7. Protein

Asupan protein pada Diet adalah 15% dari kalori total. Pada beberapa hewan penelitian, protein nabati (contohnya protein kedelai) menurunkan kadar kolesterol dibandingkan dengan protein hewan; efek ini tidak ditemukan pada manusia dengan jumlah asupan protein yang biasa.

8. Karbohidrat

Karbohidrat sebaiknya merupakan penyumbang > 55% dari jumlah kalori
total pada Diet dan sebaiknya berupa karbohidrat kompleks.





9. Serat

Serat makanan adalah polimer karbohidrat yang tak dapat dicerna. Satu jenis serat dapat larut dalam air; jenis ini menambah massa feses (tinja) dan membantu menormalkan fungsi kolon. Serat makanan yang tidak larut misalnya bekatul tidak menurunkan kadar kolesterol serum, meskipun memberikan manfaat yang lain bagi kesehatan. Serat yang larut dalam air, misalnya pektin, beberapa jenis gum, dan psyllium seed husks, mempunyai potensi menurunkan kolesterol. Asupan serat dalam menu sehari-hari sebaiknya 20-30g/hari untuk orang dewasa. Rekomendasi ini dibuat terutama untuk mencapai fungsi gastro- intestinal yang normal dan mungkin memberikan manfaat yang lain bagi kesehatan. Sekitar 25% (6 g) sebaiknya berupa serat yang dapat larut. Bahan makanan yang mengandung banyak pektin adalah apel, kesemek dll. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah- buahan

10. Garam 

Penyakit jantung juga berhubungan dengan tekanan darah yang kemudian berhubungan dengan asupan natrium. Banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa pembatasan asupan garam dapur (natrium klorida) akan menurunkan rata- rata tekanan darah. Konsumsi garam rata-rata di Amerika Serikat adalah 8-12 g/hari, di Indonesia diperkirakan 11-15 g/hari meskipun asupannya sangat bervariasi. Asupan ini jauh lebih besar dibanding kebutuhan natrium bagi kesehatan, yaitu sebesar 500 mg/hari

11. vitamin dan mineral yang cukup serta hindari suplemen kalium, kalsium, dan magnesium bila diperlukan.


Sesuai dengan pengertian serta tujuan diet yaitu mengatur pola makan dengan berbagai syarat yang ditentukan maka terhadap diet jantung adap beberapa makanan yang diperbolehkan untuk di konsumsi namun tetap dalam batas yang di anjurkan antara lain

-      Sumber HA
Beras terutama beras tumbuk, beras merah, macaroni, roti tinggi serat, cereal, ubi, kentang, kue buatan sendiri dengan sedikit mengandung minyak/lemak tak jenuh
-      Sumber protein hewani
Daging sapi kurus, unggas tanpa kulit, ayam, ikan, dan putih telur.
-       Sumber protein nabati
Tahu, tempe, dan kacang – kacangan.
-      Sumber lemak
Minyak jagung, minyak kedelai,kacang tanah, minyak biji bunga matahari, minyak wijen, margarine tanpa garam yang dibuat dari minyak tidak jenuh ganda.
-       Sayuran
Semua sayuran dalam bentuk segar, direbusm dikukus, disetup, ditumis dengan minyak tidak jenuh ganda, dimasak dengan santan encer.
-      Buah
Semua buah dalam keadaan segar dan bentuk jus.

Selain itu ada pula beberapa makanan yang merupakan pantangan atau
bahkan dilarang untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit jantung antara lain:


-      Sumber KH
Produk makanan jadi, biscuit krakers berlemak, kue – kue berlemak

-      Sumber protein hewani
Daging gemuk, daging kambing, jeroan, otak, sosis, kuning telur (dibatasi hingga 3 butir/minggu), susu kental manis, es krim.

-      Sumber protein nabati
Makanan yang dimasak dengan santan kental dan digoreng dengan minyak kelapa sawit.
-      Sayuran
Yang dimasak dengan mentega dan minyak kelapa sawit dengan santan kental
-      Buah, semua jenis buah yang diawetkan
-      Minyak, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, mentega, margarine kelapa, dan santan kental.
Diet penyakit jantung tidak bisa dilakukan sembarang. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti berikut ini :
1.         Sesuaikan kalori dengan berat badan.
2.         Komposisi karbohidrat, protein, dan lemak harus seimbang.
3.         Konsumsi vitamin dan mineral yang cukup.
4.         Jadwalkan dengan baik pemberian makanan dan sajikan dalam porsi kecil, tetapi sering.
5.         Peyajian karbohidrat kurang dari 55-65% dari kalori total yang bisa diambil dari biji-bijian, buah-buahan, sayuran.
6.         Perbanyak mengonsumsi buah dan sayur yang mengandung serat.
7.         Sumber protein hewani sebaiknya berasal dari ikan, baru pilihan berikutnya adalah ayam, daging sapi, kerbau, atau kambing. Sementara sumber protein nabati, bisa dipilih tahu atau tempe.
8.         Pemenuhan akan omega 3 bisa didapat dari ikan, sedangkan dari tumbuhan bisa diperoleh dengan mengonsumsi kedelai dan kacang-kacangan.
9.         Ubahlah cara memasak dengan menggoreng menjadi merebus atau mengukus.
10.     Sajikan makanan yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas.


Pelaksanaan diet jantung dan dislipidemia /tahap:

Diet jantung (diet pada penderita penyakit jantung) terdiri atas dua jenis yaitu:

1)   Diet dislipidemia tahap I, mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi
2)   Diet dislipidemia tahap II, mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih rendah.

Dengan catatan apabila penderita ternyata sudah sesuai dengan diet tahap I, maka Langsung diberikan diet tahap II dan bila tidak maka diet dimulai lagi dari tahap I.


1.    Diet Jantung I  (905 kkal)

Diberikan kepada pendrita dg Miocard Infark (MCI) akut.atau Congestive cardiac failure berat. Diberikan berupa 1- 1,5 lt cairan/ hari selama 1-3 hari bila penderita dapat mencernanya, makanan ini sangat rendah kalori dan semua zat gizi.

2.    Diet Jantung II (1223 kkal)

Makanan diberikan secara berangsur dalam bentuk lunak setelah masa akut MCI dapat diatasi menurut beratnya Hipertensi atau Oedema yang menyertai penyakit, makanan yang diberikan rendah garam.(Diet jantung II rendah garam), makanan ini rendah kalori, protein, kalsium dan thiamin.

3.    Diet Jantung III (1662 kkal)

Diberikan kepada penderita Jantung yang tidak terlalu berat atau sebagai perpindahan dari diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa makanan ini rendah kalori tetapi cukup zat gizi lain rendah garam menurut beratnya hipertensi atau Oedema yang menyertai (diet jantung III rendah garam).

4.    Diet Jantung IV (2004 kkal)

Diberikan kepada penderita Jantung ringan atau , atau sebagai perpindahan dari diet jantung III. Diberikan dalam bentuk makanan biasa Rendah garam menurut hipertensi atau Oedema yang menyertai penyakit (diet jantung IV rendah garam) Makanan ini cukup kalori dan zat Gizi lain.

Contoh jadwal pemberian makanan/hari pada pelaksanaan diet jantung tahap I :

§  Pukul 06.00 susu rendah lemak 1 gls
§  Pukul 08.00 susu rendah lemak 1 gls
§  Pukul 10.00 air jeruk 1 gls
§  Pukul 13.00 susu rendah lemak 1 gls
§  Pukul 15.00 sari papaya 1 gls
§  Pukul 18.00 susu rendah lemak 1 gls
§  Pukul 20.00 the manis 1



BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Dengan memperhatikan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

1     Diet jantung atau diet pada penderita penyakit jantung dan pembuluh darah  secara umum adalah, pengaturan pola makan khusus terhadap penderita penyakit jantung baik kuantitas maupun jenis makanan.
2     Diet jantung dan pembuluh darah bertujuan untuk memberikan asupan makanan tanpa memberatkan jantung, menurunkan berat badan (pada penderita obesitas), mencegah penumpukan garam dan air, serta menurunkan kolesterol.
3      Diet jantung dan pembuluh darah dilakukan dalam beberapa tahapan dengan beberapa syarat dan ketentuan tertentu, dan diet jantung harus pula memperhatikan makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi

4.2. Saran

1     Kenali kebutuhan untuk perubahan permanen dan gaya hidup untuk mengurangi resiko terkena penyakit jantung
2     Kurangi konsumsi lemak dan kolesterol dalam diet
3      Tingkatkan pemasukan serat dalam tubuh
4     Capai dan pertahankan berat badan ideal pada penderita penyakit jantung serta lakukan olahraga ringan

1 komentar:

  1. kak, kalau boleh tau referensinya dr mana yaa?? daftar pustakanya gitu hehe. soalnya butuh tlong dibalas yaaa

    BalasHapus